Bro Rivai Minta Sulsel Bebas Narkoba
Bakal calon Gubernur Sulsel Abdul Rivai Ras meminta Pemprov Sulsel, Polda Sulsel, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan instansi terkait serius menangani ancaman narkotika di Sulsel.
“Data pengguna narkoba di Sulsel meningkat tajam setiap tahunnya. Dimana pada tahun 2008 lalu, angka previlensi pengguna narkoba 103.849 orang dan tahun 2012 itu sudah 115.050 orang,” kata Bro Rivai via rilis yang dikirim jubirnya, Achmad Abe ke Tribun, Rabu (22/3/2017) malam.
Tak sampai disitu, kata Bro Rivai, data terbaru dari BNN, pengguna narkoba di Sulsel pada tahun 2016 mencapai 130.000 orang lebih atau naik 2 ribu orang lebih dari tahun 2015.
“Artinya pengguna narkoba selalu melonjak setiap tahun dan tidak pernah ada penurunan sejak tahun 2008 sampai sekarang. Ini sangat berberbahaya bagi keberlangsungan generasi muda bangsa,” ujar Bro Rivai.
Alumni Senior Manager in National Security Leadership, Elliot School of International Affairs, George Washington University di Amerika Serikat ini menyesalkan Sulsel masih masuk dalam daftar 13 besar pengguna narkoba tertinggi di Indonesia.
Ia menagih janji Gubernur Sulsel dua periode Syahrul Yasin Limpo yang pernah diungkapkan kala menjadi narasumber dalam seminar nasional kesehatan yang digelar perhimpunan sarjana kesehatan masyarakat (Persakmi) Sulsel dan Biro NAPZA Sulsel, 13 Juni 2015 lalu.
Dalam pidatonya berjudul “Sulawesi Selatan Bebas Narkoba: Model Pencegahan Berbasis Kearifan Lokal” waktu itu, SYL berjanji membebaskan Sulsel dari cengkeraman narkoba atau paling tidak pengguna berkurang drastis pada akhir masa jabatannya.
“Tapi kok justru tambah melonjak jumlah pengguna narkoba. Saya kira, pemerintah harus serius menanggapi bahaya ini. Harus tegas mengatakan tidak untuk narkoba, gembong, bandar, dan penggunanya. Siapapun itu,” tegas Dosen UI ini.
Sekedar informasi, jumlah pengguna narkoba di seluruh Indonesia berdasarkan data BNN sepanjang periode tahun 2015-2016 sebanyak 42.429 orang berusia produktif dan remaja dari 1.015 kasus yang berhasil diungkap serta 72 sindikat dibekuk.
Diperkirakan angka previlensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta orang di seluruh Indonesia, dan angka kematian karena narkoba mencapai 40-50 orang setiap hari.