Menata Kota, Membangun Peradaban Humanis
Kota adalah ruang peradaban tertinggi manusia,di dalamnya beragam budaya, adat, dan istiadat. Menurut Bro Rivai kota juga adalah tempat aktualisasi potensi diri manusia paling ideal. Jika kotanya sehat, maka penduduknya akan sehat, jika desain kotanya kreatif, maka penduduknya juga akan kreatif, jika kotanya hijau, maka penduduknya akan harmoni dengan lingkungan. Namun jika kotanya semrawut, juga akan berpengaruh ke penduduknya yang susah diatur dan berujung pada timbulnya konflik.
Ruang publik merupakan episentrum dari lahirnya kehangatan sebuah kota. Sebagai sebuah ruang pertemuan antar warganya, mereka bisa saling tegur-sapa sambil menikmati kesegaran udara kota. Itulah fungsi penting dari keberadaan ruang publik. Bukan sekedar sebagai pemanis kota,tapi merupakan hakikat dari humanisme kota itu sendiri.Yang tak boleh kalah oleh pembangunan gedung-gedung bertingkat atau “rimba beton” yang kian memenuhi sekujur kota.
Ruang publik tidak boleh terkalahkan oleh kepentingan lainnya seperti kepentingan korporasi atau bisnis. Atau sebaliknya, karena perilaku warga kota yang suka menang sendiri dan mengabaikan kepentingan umum yang lebih luas. Hal tersebut dapat menjadi cikal-bakal tak tertatanya kota dengan baik. Pelanggaran terhadap aturan yang kemudian dibiarkan berlarut-larut tanpa ketegasan, menjadikan tata wajah sebuah kota mungkin makin ruwet.
Pembangunan kota selayaknya lebih mengutamakan manusia sebagai unsur utama disetiap aspek perencanaan agar tampil lebih manusiawi, meskipun terlanjur kesemrawutan kota telah terjadi di kota-kota besar indonesia bukan berarti kita berhenti dan menerima situasi demikian, namun upaya harmonisasi disegerakan dengan kepedulian kita terhadap lingkungan.
Inilah nantinya yang akan menjadi tugas penting dari pemerintah sulawesi selatan kedepan untuk menjadi penengah, sekaligus pengatur dan penjaga agar porsi ruang publik yang ideal disemua kota kota kabupaten disulsel tetap terjaga.Sekaligus berupaya untuk makin meningkatkan kualitas ruang publik itu sendiri.