Bro RIvai Pertanyakan Kredibilitas Populi Center

MAKASSAR – Hasil survei yang dirilis Populi Center atas 14 besar bakal calon Gubernur Sulsel menuai pertanyaan, utamanya dari Tim Pemenangan Abdul Rivai Ras atau Bro Rivai.

Achmad Shabir, selaku juru bicara Bro Rivai mengatakan, hasil survei tersebut terindikasi direkayasa demi menggiring opini publik ke salah satu bakal calon tertentu.

Apalagi, sistem survei melalui pertanyaan tertutup, kata dia, tidak mengindahkan fakta di lapangan mengenai siapa-siapa saja bakal calon yang serius mensosialisasikan diri secara langsung ke masyarakat.

“Nama calon kami, Bro Rivai, sengaja tidak dimasukkan dalam survei itu, padahal diantara semua bakal calon, Bro Rivai paling intens ‎bersosialisasi dan sudah membentuk posko pemenangan di 24 Kabupaten/Kota,” kata Abe, sapaan akrab Achmad Shabir.

Seharusnya, kata dia, dalam mengajukan nama-nama calon Populi Center mengkaji terlebih dahulu nama-nama bakal calon yang intens bersosialisasi, atau sekalian saja gunakan pernyataan terbuka, bukan tertutup.

Menurutnya, masyarakat tidak boleh lupa dengan rekam jejak Populi Center di Pilkada DKI Jakarta kemarin. Pada waktu itu, Populi Center adalah satu-satunya lembaga survei yang menyebut elektabilitas Ahok-Djarot naik hingga 45,5 persen. Sementara seluruh hasil lembaga survei lain kala itu menyebut elektabilitas Ahok-Djarot turun ke kisaran angka 31 persen.

“‎Kecenderungan survei hari ini, tidak lagi sebatas studi untuk menggambarkan fakta yang terjadi di lapangan, tetapi ‎lebih cenderung sebagai alat kampanye terselubung dan menggiring opini publik,” ujarnya.

Masyarakat, lanjutnya, bisa menilai sendiri mana lembaga survei yang memang benar profesional dan mana lembaga survei yang terindikasi terlibat permainan opini dan kampanye terselubung.

Tak hanya itu, pihaknya juga mencurigai ada upaya dari lembaga survei untuk menggeser bakal calon potensial dari kontestasi Pilgub Sulsel dengan menggiring opini masyarakat.

Pihaknya menyayangkan perlakuan tidak profesional lembaga survei yang tidak mengikuti dinamika perkembangan politik di Sulsel yang seharusnya dikaji sebelum melakukan riset.
‎‎
“Saya mohon masyarakat Sulsel jangan terjebak dan tergiring oleh opini yang sebagaja dibentuk oleh lembaga survei yang tidak kredibel karena ini menyangkut masa depan kepemimpinan di Sulsel,” jelasnya.

Dia menuding, ‎ada usaha membenturkan latar belakang setiap balon dengan mencoba menggiring opini kepada balon tertentu sesuai dengan latar belakangnya. Sementara yang terpenting adalah apakah balon itu treck record‎nya baik atau tidak.

“Tidak berbicara etnis, agama, atau profesi, tapi yang jauh lebih penting, dia bermoral, punya treck record yang baik dan amanah,” imbuhnya.

Sementara itu, Pakar Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Adi Suryadi Culla menyayangkan pola survei Populi Center yang ia nilai kurang‎ update mengenai kondisi politik terkini di Sulsel.

‎”Figur-figur yang disurvei itu harusnya berangkat dari alasan-alasan rasional mengapa nama harus disurvei. Populi Center nampaknya tidak sepenuhnya berdasar pada kondisi aktual jelang Pilkada di Sulsel,” ucapnya. ‎

Secara fair, kata Culla, hnama-nama seperti Burhanuddin Andi dan Bro Rivai juga ikut disurvei. Karena dirinya sebagai pembaca juga mau lihat bagaimana persepsi masyarakat terhadap calon-calon yang sudah intens bersosialisasi.