Hari Aksara Internasional 2017
Peringatan Hari Aksara Internasional ditetapkan UNESCO sejak tahun 1966. Saat itu, masih banyak penduduk dunia yang belum mengenal aksara. Penduduk Indonesia juga banyak yang belum bisa membaca. Itu artinya mereka juga tidak bisa membaca atau buta huruf. Padahal membaca sangat banyak gunanya bagi kehidupan kita.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik serta Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, capaian di 2016, penduduk Indonesia yang telah berhasil melek aksara mencapai 97,93 persen atau hanya tinggal sekitar 2,07 persen.
Hari ini Jumat, 8 September 2017, Indonesia turut berkontribusi dalam Hari Aksara Internasional (HAI) untuk memberantas buta aksara. Indonesia memperingati di setiap kota atau kabupaten secara bergilir. Puncak peringatan HAI tahun ini dilaksanakan Di Papanda Paramarta Komplek Stadion Mashud Wisnusaputra Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Tema besar yang diusung pada peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Tahun 2017 ini adalah literasi digital. UNESCO menetapkan tema ‘Literacy in a Digital World’ yang diterjemahkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi tema ‘Membangun Budaya Literasi di Era Digital’.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Kemendikbud, Harris Iskandar, mengatakan sudah saatnya menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa literasi dasar yang harus dikuasai bukan hanya baca, tulis, dan berhitung (calistung), namun enam literasi dasar yang termasuk di dalamnya literasi digital.
“Calistung saja tidak cukup. World Economic Forum merumuskan enam literasi dasar yang harus dikuasai orang dewasa, yaitu: baca tulis, literasi numerasi, literasi teknologi informasi dan komunikasi atau digital, literasi finansial, literasi sains, serta literasi budaya dan kewarganegaraan,” kata Harris Iskandar di hadapan para wartawan di kantor Kemendikbud Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Oleh karena itu, ke depan pengukuran kecakapan orang dewasa tidak hanya mengukur kemampuan calistung, namun juga mengukur kecakapan-kecakapan lain yang termasuk dalam enam literasi dasar tersebut. “Negara-negara anggota The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) sudah menggunakan instrumen untuk mengukur kecakapan orang dewasa, ke depan kita juga ikut menggunakan instrumen tersebut. Tahun ini semacam sosialisasi awal bagi masyarakat,” kata peraih gelar doktor dari Syracuse University New York tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraaan Abdul Kahar mengatakan bahwa puncak peringatan HAI tahun ini dipusatkan di Kabupaten Kuningan Jawa Barat, tanggal 8 September 2017. Puncak peringatan HAI 2017 akan digelar di Pandapa Paramarta Komplek Stadion Mashud Wisnusaputra Kabupaten Kuningan.