Political Cost beda halnya dengan Money Politics
Saya, Abdul Rivai Ras, mengimbau rekan-rekan, saudara saya awak media massa untuk membangun pemberitaan yang baik dan berimbang serta tidak menyulut konflik alias memegang teguh apa yang disebut jurnalisme damai (peace journalism).
“Melihat suhu politik Sulsel yang mulai meningkat saya berharap kepada teman-teman media agar memberitakan sesuatu yang menarik tapi tidak kontra-produktif dengan realitas yang ada. Bangunlah iklim politik yang kondusif, jauhkan saling permusuhan dan berita-berita negatif yang kontennya berbeda dengan judul yang diangkat, sehingga mengarah pada fitnah maupun menyudutkan pihak tertentu,”
Kita harus siap dengan segala resiko yang muncul akibat komitmen politik dibangun bersama tim dan masyarakat. Menurut saya perjuangan belum usai karena belum ada tiket Pilgub yang hari ini bersifat final di setiap partai politik.
”Media jangan hanya karena ingin berita yang menarik tetapi justru mempelintir berita yang tidak sesuai dengan narasumber. Sebagai contoh, pembiayaan politik itu adalah sesuatu yang lumrah, sudah semestinya, dan masuk akal. Tak perlu kemudian diributkan dengan menjadikannya konsumsi publik.”
Bagi Saya, yang tidak pantas adalah menempuh cara-cara transaksional untuk meraih kekuasaan. Karena tabiat seperti itu cenderung mengarahkan orang kepada tindakan koruptif di kemudian hari.
“Hal ini harus dicatat, political cost (biaya politik) itu berbeda dengan politik uang (money politics). Saya sadar betul bahwa political cost itu harus ada, karenanya ikut dalam giat politik, seorang politisi harus punya modal yang cukup.”