Bro Rivai: Muslim Sulsel Wajib Bantu Pengungsi Rohingya

Bakal Calon Gubernur Sulsel, DR Ir H Abdul Rivai Ras MM MS MSi (Bro Rivai)‎ menyerukan seluruh umat muslim di Sulsel untuk turut membantu pengungsi Rohingya yang lari dari kekejaman Pemerintah Myanmar.

“Dalam agama kita, Islam, kita diwajibkan untuk menolong orang-orang yang kesusahan, seperti nasib tragis yang dialami para pengungsi Rohingya. Hari raya Idul Adha tidak ada artinya bila kita tidak berbagi dengan saudara-saudara kita sesama muslim, termasuk pengungsi Rohingya. Belajarlah melakukan empati dan kepedulian antar sesama umat manusia khususnya dalam menempatkan kodrat kita sebagai makhluk yang mulia,” ‎kata Bro Rivai, Minggu (3/9/2017)

Menurut Pakar Ketahanan Nasional ini menyayangkan sikap salah satu kepala daerah provinsi di Indonesia yang tidak suka dengan keberadaan pengungsi Rohingya di wilayah kerjanya. Bro Rivai berharap kepala daerah tersebut hanya keseleo lidah, dan pernyataan tidak suka yang dikemukakan murni bukan berasal dari lubuk hatinya.

‎”Pemerintah dan masyarakat Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia harus mengambil bagian dalam mendorong resolusi konflik dan jalan damai di Rohingya. Pak Wapres Jusuf Kalla sudah memberikan teladan yang baik berkenaan dengan masalah Rohingya. Setidaknya kita yang di Sulsel ikut ‎membantu para pengungsi, bukan dicampakkan,” tutur alumni Pondok Pesantren IMMIM Putra ini.

‎Sebagai Alumni Senior Manager in National Security Leadership, Elliot School of International Affairs,  George Washington University AS, Bro Rivai memandang pembantaian ummat muslim etnis Rohingya di Myanmar adalah perbuatan keji yang dapat memicu konflik di kawasan Asia Tenggara.‎

Penstudi konflik yang menjadikan perbandingan kebijakan penanganan konflik Aceh dan Mindanao-Filipina sebagai disertasi doktoralnya ini menegaskan, penyelesaian konflik di Myanmar hanya bisa selesai bila melibatkan masyarakat internasional sebagai mediator.

“Kita ingat kasus Aceh yang dimediasi oleh masyarakat internasional di Helsinki atau keterlibatan OKI (organisasi negara negara Islam) untuk mendorong perdamaian di Filipina Selatan adalah bukti bahwa setiap konflik yang berpotensi meluas dan terbuka harus ada langkah-langkah inisiatif yang konkrit untuk mengatasinya,” jelasnya.‎

Bro Rivai melihat, Indonesia dapat mengambil bagian penting untuk bersuara dalam forum-forum internasional ASEAN, PBB maupun di lingkungan OKI. Ini penting untuk mencegah kekerasan di Rohingya semakin meluas dan mencoreng komitmen HAM yang telah disepakati di tingkat kawasan.

“Hal ini juga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua dalam pembelajaran demokrasi, seperti yang dikatakan Robert Kaplan dalam bukunya The Coming Anarchy bahwa sesungguhnya demokrasi mendatangkan anarki karena kebebasan yang berlebihan dan kemudian menggangu kebebasan orang lain. Dihadapkan pada politik nasional maupun lokal perlu diwaspadai pola-pola propaganda politik yang berkembang sehingga tidak merusak tatanan demokrasi yang kita raih selama ini,” imbuhnya. (rls)