Bro Rivai: Jangan Jadikan Etnosentrisme Sebagai Jualan Politik
Bakal Calon Gubernur Sulsel, Abdul Rivai Ras (Bro Rivai) mengingatkan rival-rivalnya untuk tidak mengekspoitasi etnosentrisme sebagai jualan politik di Pilgub Sulsel 2018 mendatang.
Pakar pertahanan maritim dari Universitas Pertahanan dan Universitas Indonesia ini khawatir spirit kebhinnekaan Indonesia rusak akibat tajamnya perpecahan antar etnis, suku dan agama lantaran etnosentrisme dikedepankan dalam urusan politik.
Etnosentrisme adalah sikap yang cenderung memandang rendah budaya lain dan menganggap budayanya sebagai yang paling baik dan paling dominan.
Etnosentrisme dapat diartikan sebagai fanatisme suku bangsa atau etnis. Di Sulsel, etnosentrisme berakibat pada munculnya perpecahan antar suku bugis bone, Bugis Ajatappareng, Bugis Luwu, Makassar, Toraja, dan Nandar.
“Sulsel tidak boleh terpecah belah karena hanya kepentingan sesaat. Kita harus punya kebanggaan lokal bahwa Sulsel yang luas dan punya banyak kearifan serta keunggulan sumber daya alam seharusnya tetap dipelihara kesinambungannya. Pertarungan politik seyogyanya bisa mempromosikan hal hal yang menjadi modal Sulsel yang dapat dikelola untuk kesejahteraan Sulsel. Bukan sebaliknya justru mendorong persaingan etnis ataupun pembagian kewilayahan karena hasrat untuk mendapat dukungan atau simpati politik,” kata Bro Rivai, Rabu 2 Agustus 2017.
Sumber: makassar.terkini.id